ANDAI KATA engkau berumur seratus tahun sekalipun, maka umurmu itu masih pendek jika dibandingkan dengan masa hidupmu kelak di akhirat yang abadi, selama-lamanya.
*Cuba renungkan, andai dapat beristirehat selama dua puluh tahun, dalam sebulan atau setahun engkau sanggup menanggung berbagai beban berat dan kehinaan dalam mencari dunia. Engkau korbankan dirimu. Tetapi mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan yang abadi di akhirat nanti?
*Jangan panjang angan-angan , nanti engkau akan merasa berat untuk beramal. Yakinlah bahawa engkau akan mati tidak lama lagi. Katakan dalam hatimu : ‘’ Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu malam nanti aku mati. Malam ini aku akan bersabar untuk beribadah, siapa tahu esok aku mati.”
Sebab, engkau tidak tahu bila kematian akan datang kepadamu. Yang jelas ia pasti datang. Oleh kerana itu, mempersiapkan diri menyambut kedatangan maut adalah lebih utama daripada mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia. Bukankah engkau menyedari betapa pendeknya kehidupanmu di dunia? Bukankah boleh jadi ajalmu hanya tersisa satu tarikan dan hembusan nafas atau satu hari lagi?
Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada Allah . andai kata engkau ditakdirkan hidup selama lima puluh tahun dan engkau biasakan dirimu sabar dalam beribadah, NAFSUmu tetap akan memberontak. Maka setelah maut menjemput, engkau akan bahagia selama-lamanya.
Tetapi, sekiranya engkau tunda-tundakan ibadahmu...
Lalu kematian datang pada waktu yang tidak engkau sangkakan...
Maka engkau akan mati bersama PENYESALAN YANG TIDAK BERPENGHUJUNG.........................
“ HENDAKLAH KAMU LEBIH MEMPERHATIKAN TENTANG BAGAIMANA AMALAN ITU DITERIMA DARIPADA BANYAK BERAMAL, KERANA SESUNGGUHNYA TERLALU SEDIKIT AMALAN YANG DISERTAI TAQWA. LALU BAGAIMANAKH AMALAN ITU HENDAK DITERIMA?”- SAIDINA ALI


